Cut Nyak Dien wafat tanggal 6 Nopember 1908 dan dimakamkan di Gunung Puyuh, Desa Sukajaya Kecamatan Sumedang Selatan, tidak jauh dari Alun-Alun Sumedang. Luas keseluruhan kompleks makam Cut Nyak Dien adalah 0,15 hektar, sedangkan luas makamnya saja adalah 4,25 x 3,75 meter. Pada batu nisan makam terdapat riwayat Cut Nyak Dien, tulisan Arab Kemarahan Cut Nyak Din terhadap orang Belanda (yang ia sebut dengan istilah orang kaphe) begitu memuncak ketika terjadi kebakaran Masjid Baiturrahman saat penyerbuan pasukan Belanda, kemarahan ini baru mereda ketika suaminya mengabarkan Jenderal Kohler yang merupakan panglima tertinggi pada penyerbuan tersebut tewas tertembak. Apabila dilihat secara saksama, pada salah satu foto terdapat wajah asli Cut Nyak Dhien ketika berada di pengasingan di Sumedang, Jawa Barat. Keunikan dari Rumah Cut Nyak Dhien ini ialah letak dua kamar dayang-dayang yang justru berada di sisi depan rumah, sementara kamar Cut Nyak Dhien sendiri letaknya berada di sisi belakang. Teladan dari Cut Nyak Dhien. Kaum perempuan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) perlu meneladani kecerdasan dan pemikiran brilian yang diperlihatkan Cut Nyak Dhien sepanjang perjuangan, guna diimplementasikan dalam kehidupan menghadapi era kemajuan globalisasi di masa mendatang. "Cut Nyak Dhien bukan hanya cerdas dalam hal strategi perang Cut Nyak Dien adalah pahlawan nasional wanita lainnya di Indonesia. Cut Nyak Dien lahir di Lampadang Kerajaan Aceh. Sebagai seorang wanita, Cut Nyak Dien berperan dalam melawan kolonialisme Belanda. Bahkan, Cut Nyak Dien ikut ke dalam medan perang melawan Belanda. 6. Dewi Sartika dari Jawa Barat Kisah romansa Cut Nyak Dien juga tak kalah menariknya, pada umur 12 tahun beliau dinikahkan dengan Teuku Cek Ibrahim Lamnga putra Uleebalang Lamnga XII. Sayangnya, keduanya harus dipisahkan karena Teuku Cek Ibrahim Lamnga tewas pada 29 Juni 1878 saat berperang melawan Belanda yang menyebabkan Cut Nyak Dien marah besar dan bersumpah akan ENrDMIR.

puisi cut nyak dien